PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial merupakan gejala alami yang dapat Anda
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaannya merupakan konsikuensi logis
dari beberapa faktor yang selalau ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan
dengan keturunan, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan sebagainya. Dari faktor
keturunan Anda mengetahui adanya golongan yang berpendidikan rendah, menengah,
dan tinggi. Dari faktor pekerjaan Anda mengetahui adanya kelompok petani,
pedagang, pemusik, pengamen, pemulung, dan sebagainya. Dari faktor kekayaan
Anda mengetahui adanya golongan miskin, menengah, dan kaya.
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.
Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada
lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial.
P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut
stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran
akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
Penyebab terjadinya
pelapisan sosial yang sangat kentara di Indonesia adalah karena setiap
masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, dapat berupa kekayaan, kepandaian,
kekuasaan/kewenangan dan kehormatan. Dengan memiliki hal hal tersebut mereka
mempunyai kedudukan dan lapisan yang tinggi dan dapat dibilang mempermudah
segalanya. Namun bagi mereka yang hanya
mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali hal hal tersebut, maka
mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Beberapa yang menyebabkan terjadinya pelapisan sosial adalah
sebagai berikut.
1. Ukuran
kekayaan. Seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan
teratas. Kekayaan tersebut dapat dilihat melalui ukuran rumah, mobil pribadi,
cara berpakaian, dsb.
2. Ukuran
kekuasaan. Seseorang yang memiliki wewenang terbesar menempati lapisan paling
atas. Misalnya saja presiden, menteri, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, hingga ketua RT.
3. Ukuran
kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati biasanya mendapatkan
tempat paling tinggi. Ukuran ini banyak dijumpai pada pada masyarakat
tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran ilmu
pengetahuan. Seseorang yang memiliki derajat pendidikan yang tinggi menempati
posisi teratas dalam masyarakat. Misalnya, seorang sarjana lebih tinggi
tingkatannya daripada seorang lulusan SMA. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang
menyebabkan terjadinya efek negatif karena ternyata bukan mutu ilmu
pengetahuannya yang menjadi ukuran, melainkan ukuran gelar kesarjanaannya.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif.
Contoh pelapisan sosial di sekitar kita.
Salah satu contoh pelapisan sosial di sekitar kita yang
begitu mencuri perhatian kita adalah sel tahanan / penjara bagi warga
indonesia. Sel tahanan / penjara di indonesia ada yang di beda bedakan seperti
sel tahanan / penjara untuk warga biasa dengan sel tahanan / penjara untuk orang
yang memiliki kedudukan dan lapisan yang tinggi. Mereka yang memiliki kedudukan
dan lapisan yang tinggi mendapatkan sel tahanan / penjara yang sangat mewah di
bandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki kedudukan / memiliki lapisan
sosial yang rendah. Seperti sel tahanan / penjara yang di tinggal oleh salah
satu koruptor artalyta suryani yang terjerat kasus suap, dia mendapatkan sel
tahanan/ penjara yang sangat mewah.
0 komentar:
Posting Komentar