PENGERTIAN MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
Pengertian masyarakat kota
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli :
1. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal
3. Dwigth
Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau
lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri
mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan
komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Pengertian masyarakat desa
1. Sutardjo
Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut:
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
2. Menurut
Bintaro,
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
3. Sedang menurut
Paul H. Landis
Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan
alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Perbedaan dan ciri-ciri antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut
Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan
pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun
kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat
kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya
sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses
sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula.
Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat
menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme
Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan 3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7).Individualisme
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang
lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat
pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem
kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan
ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan
kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan
penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian,
walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula,
akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di
samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya
memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka
apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa
di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu
seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Mengapa saat ini warga desa yang sebagian besar petani kini
tak ingin lagi bekerja sebagai petani ?
Faktor penyebab yang paling berpengaruh yaitu kondisi
perekonomian indonesia yang mulai memburuk mulai pada tahun 1997, krisis
ekonomi itu jugalah yang membuat kondisi ketenaga kerjaan di indonesia ikut
memburuk. Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 dan 1998,
perekonomian di indonesia tidak pernah mencapai angka pertumbuhan 7 atau
delapan persen. Sehingga tujuan masyarakat mengalami transformasi mata
pencaharian dari petani ke buruh pabrik adalah untuk memperbaiki taraf ekonomi
keluarga para petani yang relative kurang dari kecukupan.
Adanya perkembangan modernisasi juga mempengaruhi penyebab
transformasi. Semakin luas pengetahuan masyarakat semakin lebar pula
keinginan-keinginan untuk mencoba hal-hal baru yang lebih berteknologi. Dimana
teknologi tersebut sudah mempengaruhi masyarakat untuk terjun dalam bidang
indutri dan melalaikan pekerjaan petani.
Faktor lain adalah bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
semakin banyaknya penduduk sehingga banyak penduduk yang mencari pekerjaan.
Dahulu mereka masih mau menjadi buruh tani tapi karena pengarih modernisasi,
dengan dibangunnya pabrik-pabrik yang
memiliki teknologi baru. Mereka merasa bahwa menemukan penemuan atau hal-hal
yang baru. Sehingga mereka tertarik akan bekerja sebagai buruh pabrik di
kota-kota besar. Karena selain fasilitas memadai juga karena gaji yang
memungkinkan untuk bisa meningkatkan taraf kemiskinan
0 komentar:
Posting Komentar