Slide 1 Title Here
Replace these slide 1 sentences with your own featured slide descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions...
Slide 2 Title Here
Replace these slide 2 sentences with your own featured slide descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions...
Slide 3 Title Here
Replace these slide 3 sentences with your own featured slide descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions...
Senin, 20 April 2015
ADE PRAYOGY WICAKSONO
1TA04/10314190
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PEMUJAAN ?
Manusia dan Pemujaan
Pemujaan dimulai sejak manusia
dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang
alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur
kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah
sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah
yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang
bertema mencintai Sang Pencipta.
Pemujaan adalah salah satu
menefestasi cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudka dalam bentuk
komunikasi ritual. Pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan
yang sebenarnya.Apa sebab itu terjadi adalah karena tuhan menciptakan alam
semesta. Seperti dalamsurat Al-Furqon ayat 59 yang menyatakan,” Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian dia barsemayam di atas araysy,(Dia-lah) yang maha pengasih, maka
tanyakanlah(tentang allah) kepada orang yang lebih mengetahui (muhammad)”.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan
agama,kepercayaan, kondisi dan situasi .
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya
karena manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya. Hal ini manusia mohon ampun
atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar
ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada
padanya, dan lain-lain.
Bila setiap hari sekian kali
manusia memuja kebesaran dan selalu mohon apa yang kita inginkan. Dan tuhan
selalu mengabulkan permintaan umatnya sesuai kebutuhannya, maka wajarlah cinta
manusia kepada tuhan adalah cinta mutlak ( cinta hakiki). Cinta yang tak dapat
ditawar-tawar lagi , alangkah besar dosa kita , apabila kita tidak mencintainya
meskipun hanya sekejap.
Adapun beberapa contoh pemujaan
sebagai berikut :
·
Puja memuja sesama antar manusia
Dalam hal kaitan ini yang dimaksud
puja memuja sesama antar manusia adalah pada hal layak umumnya mungkin saja
pemujaan dalam hal mengagumi disertai dengan rasa jatuh cinta yang menyebabkan
perubahan sikap, perilaku, atau tutur kata layaknya seperti orang yang sedang
jatuh cinta terhadap seseorang yang dia puja. Atau bisa saja seseorang yang
biasa saja memuja seorang figur idola yang sangat mengesankan baginya.
·
Puja seorang manusia terhadap alam
Manusia memuja alam mungkin
maksudnya agar alam lebih beriskap ramah dan bersahabat dengan manusia. Agar
alam dapat bersahabat, maka diperlakukan pemujaan oleh manusia melalui
perbuatan ritual. Kadar ritualnya senantiasa di tentukan oleh kesempurnaan
dalam satu cara pemujaan, lengkap dengan peralatan yang berfungsi sebagai
simbol. Setiap simbol selalu mewakili berbagai aspek dari aktifitas tingkah
laku manusia. Walaupun demikian alam tak pernah mengingkari janji setelah
ditaklukkan, dikurasi, dikuasai, digarap habis-habisan. Alam beraksi
menjatuhkan sanksi atau sebuah teguran dengan berbagai bentuk (banjir, gunung
meletus, tanah longsor, gempa bumi) dan setelah itu manusia sendirilah yang
meratapi nasibnya.
·
Puja manusia terhadap benda
Pada hakekatnya benda (materi)
sangat di butuhkan dalam kehidupan manusia, sepanjang benda itu mungkin saja
bukan merupakan tujuan akhir. Pemujaan manusia terhadap benda secara berlebihan
pasti akan mengundang kejanggalan. Karena bisa saja benda beralih fungsi yang
tadinya peranannya sebagai alat perpaduan hidup berubah menjadi sesuatu yang
dipuja, dipertuhan, atau disembah - sembah. untuk contoh adalah ada saja dari
dulu hingga kini yang masih memuja atau menyembah patung atau berhala atau
apapun benda yang dianggap manusia itu sebagai pujaannya atau bisa saja mungkin
sebagai Tuhannya.
·
Puja manusia terhadap dewa
Hal ini kaitannya termasuk dalam
lingkup keyakinan berkepercayaan (agama). Namun demikian keyakinan
berkepercayaan seperti itu tak perlu diganggu gugat, bahkan sebaliknya harus di
hargai karena keyakinan berkepercayaan sebagaimana di maksud adalah milik orang
lain dan merupakan hak mereka untuk memiliki atau memeluk suatu kepercayaan.
·
Puja manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemujaan manusia terhadap Tuhan
Yang Maha Esa pelaksanaannya berbeda-beda sesuai dengan agama yang diyakini
oleh setiap kelompok masyarakat. Contohnya dikalangan masyarakat yang beragama
islam khususnya, pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diatur berdasarkan
dengan syariat yang bersumber dari Al-Qur’an dan diperjelas teknis serta cara
pelaksanaannya melalui hadits Rasulullah. Bahkan dengan kekhususan pemujaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dan semata-mata untuk dipuji hanya
Allah.
Kesimpulan yang dapat saya ambil
adalah di dunia ini ada banyak macam macam pemujaan dari pemujaan kepada
tuhan,kepada alam,kepada benda benda.Tapi ada juga di dunia ini manusia yang
tidak memiliki pemujaan.Di Indonesia banyak macam macam agama tapi dari
berbagai macam agama ini kita jadi tahu bahwa walaupun kita berbeda agama tetap
kita sama sama manusia dan kita harus saling menghormati antar agama.Dan satu
hal perlu kita tahu tuhan dari segala tuhan adalah Allah SWT.
Senin, 13 April 2015
Tugas 5 Ilmu Budaya Dasar
NAMA : Ade Prayogy Wicaksono
KELAS : 1TA04
NPM :10314190
3 Unsur cinta kasih menurut Sarwono.
Pengertian
cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono dalam majalah Sarinah dengan artikel yang berjudul Segitiga Cinta. Dikatakannya cinta ideal
memiliki tiga unsur, yaitu :
A. Keterikatan
B. Keintiman
C. Kemesraan
Keterikatan adalah adanya perasaan untuk
hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang
lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati, atau ada uang
sedikit beli oleh-oleh hanya untuk dia.
Keintiman
adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan
bahwaantara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga
panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan, seperti sayang. Makan-minum dari satu
piring cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa
rasa berutang, tidak saling menyimpan rahassia, dan lain-lainnya.
Kemesraan
adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh
atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,
saling mencium, merangkul, dan sebagainya.
Kesimpulan
yang dapat saya ambil adalah setiap unsur pasti kita semua memlikinya didalam
jiwa diri masing-masing, tergantung kita akan menerapkan unsur yang mana yang
akan kita pakai di dalam diri kita. Ada yang menerapkan unsur keteraitannya
sangat kuat, tetapi keintimannya kurang, cint seperti itu mengandung kesetiaan
yang amat kuat dan tingkat kecemburuannya sangat besar, serta dirasakan oleh
pasangannya dingin atau hambar karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan
dari kemesraan atau keintiman. Dan ada juga yang menerapkan unsur-unsur yang
lain dalam jiwanya masing-masing. Setiap unsur sama baiknya dan sama
kebutuhannya, tergantung kita sendiri yang menjalankannya didalam kisah cinta
kita.Kemudian kita harus bisa menyeimbangi ketiga unsur itu serta mana yang
harus kita lakukan terlebih dahulu.
Sumber: Widyosiswoyo, Supartono.
2005 : Ilmu Budaya Dasar. Bogor : Ghalia Indonesia
Senin, 06 April 2015
IBD yang Berhubungan dengan prosa
Ade Prayogy W
1TA04
Ilmu Budaya Dasar
1TA04
Ilmu Budaya Dasar
TANGKUBAN PERAHU
Alkisah, tinggalah seorang raja yang bernama Prabu
Sungging. Suatu hari raja membuang air seni pada sebuah daun, dan air seni
tersebut diminum oleh seekor babi yang bernama Wayungyang. Dan kemudian babi
tersebut mengandung anak dari sang raja. Beberapa bulan kemudian lahirlah
seorang putri cantik dari rahim babi tersebut. Dan ditemukan oleh sang raja,
kemudian diberi nama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis cantik,
dia senang menenun. Suatu hari gulungan benangnya terjatuh, dan Dayang Sumbi
membuat janji, apabila yang menemukan perempuan maka akan dijadikan saudara,
dan apabila yang menemukan adalah laki-laki maka akan dijadikan suami. Ternyata
yang menemukan gulungan kain itu adalah seekor anjing jantan, dan akhirnya
Dayang Sumbi memenuhi janjinya, dan menikahi anjing jantan tersebut. Ternyata anjing
tersebut menjelma menjadi seorang pemuda tampan yang bernama Tumang, dan
akhirnya mereka menikah. Mereka dikaruniai seorang putra tampan yang di beri
nama Sangkuriang.
Suatu hari Sangkuriang berburu dengan Tumang, tapi
karena kesal tidak dapat buruan, Sangkuriang menyuruh Tumang yang mengejar
rusa. Tumang diam saja, dan akhirnya Sangkuriang tak sengaja melepaskan anak
panahnya ke kepala Tumang dan Tumang pun mati seketika. Kemudian Sangkuriang
mengambil hati Tumang dan memberikannya kepada ibunya. Dayang Sumbi murka saat
tahu Sangkuriang membunuh ayahnya, kemudian dia memukul kepala anaknya hingga
berdarah. Sangkuriang melarikan diri dan merantau dihutan
20 tahun kemudian mereka bertemu dan jatuh cinta,
karena Dayang Sumbi tetap awet muda, maka Sangkuriang tak mengenali bahwa dia
adalah ibunya. Dayang Sumbi sadar bahwa Sangkuriang adalah anaknya, dan
berusaha menghentikan pernikahan dengan mengajukan 2 syarat, yaitu agar
sangkuriang membuat danau dan perahu dalam 1 malam. Sangkuriang menyanggupinya,
dan ketika semuanya hampir selesai, Dayang Sumbi memperdayai Sangkuriang dengan
menggelar kain merah hasil tenunannya di timur agar langit terlihat seolah
seperti pagi hari. Sangkuriang tahu telah diperdayai dan akhirnya menjebol
bendungan yang dia buat dan menendang perahunya hingga terbalik di gunung.
Nilai
yang di dapat dari cerita ini :
1. Nilai Kesenangan
Dari cerita ini pembaca dapat mendapat kesenangan
tersendiri bagi para pembaca, pembaca dapat merasakan emosi yang digambarkan penulis.
2. Nilai Informasi
Dari kisah ini pembaca dapat memahami informasi dari
detail penulisan cerita, seperti pada penjelasan penggambaran kejadian
terjadinya peristiwa tangkuban perahu.
3. Nilai Warisan Budaya
Nilai warisan budaya yang di dapat dari kisah ini
adalah tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di Jawa Barat.
4. Nilai Keseimbangan Wawasan
Dari cerita ini dapat kita petik nilai keseimbangan
wawasan bagaimana menjaga diri agar tidak menjadi orang yang keras kepala. Karena akibatnya tidak baik untuk kita
sendiri.
Sumber Cerita :