Ade Prayogy W
1TA04
Ilmu Budaya Dasar
TANGKUBAN PERAHU
Alkisah, tinggalah seorang raja yang bernama Prabu
Sungging. Suatu hari raja membuang air seni pada sebuah daun, dan air seni
tersebut diminum oleh seekor babi yang bernama Wayungyang. Dan kemudian babi
tersebut mengandung anak dari sang raja. Beberapa bulan kemudian lahirlah
seorang putri cantik dari rahim babi tersebut. Dan ditemukan oleh sang raja,
kemudian diberi nama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis cantik,
dia senang menenun. Suatu hari gulungan benangnya terjatuh, dan Dayang Sumbi
membuat janji, apabila yang menemukan perempuan maka akan dijadikan saudara,
dan apabila yang menemukan adalah laki-laki maka akan dijadikan suami. Ternyata
yang menemukan gulungan kain itu adalah seekor anjing jantan, dan akhirnya
Dayang Sumbi memenuhi janjinya, dan menikahi anjing jantan tersebut. Ternyata anjing
tersebut menjelma menjadi seorang pemuda tampan yang bernama Tumang, dan
akhirnya mereka menikah. Mereka dikaruniai seorang putra tampan yang di beri
nama Sangkuriang.
Suatu hari Sangkuriang berburu dengan Tumang, tapi
karena kesal tidak dapat buruan, Sangkuriang menyuruh Tumang yang mengejar
rusa. Tumang diam saja, dan akhirnya Sangkuriang tak sengaja melepaskan anak
panahnya ke kepala Tumang dan Tumang pun mati seketika. Kemudian Sangkuriang
mengambil hati Tumang dan memberikannya kepada ibunya. Dayang Sumbi murka saat
tahu Sangkuriang membunuh ayahnya, kemudian dia memukul kepala anaknya hingga
berdarah. Sangkuriang melarikan diri dan merantau dihutan
20 tahun kemudian mereka bertemu dan jatuh cinta,
karena Dayang Sumbi tetap awet muda, maka Sangkuriang tak mengenali bahwa dia
adalah ibunya. Dayang Sumbi sadar bahwa Sangkuriang adalah anaknya, dan
berusaha menghentikan pernikahan dengan mengajukan 2 syarat, yaitu agar
sangkuriang membuat danau dan perahu dalam 1 malam. Sangkuriang menyanggupinya,
dan ketika semuanya hampir selesai, Dayang Sumbi memperdayai Sangkuriang dengan
menggelar kain merah hasil tenunannya di timur agar langit terlihat seolah
seperti pagi hari. Sangkuriang tahu telah diperdayai dan akhirnya menjebol
bendungan yang dia buat dan menendang perahunya hingga terbalik di gunung.
Nilai
yang di dapat dari cerita ini :
1. Nilai Kesenangan
Dari cerita ini pembaca dapat mendapat kesenangan
tersendiri bagi para pembaca, pembaca dapat merasakan emosi yang digambarkan penulis.
2. Nilai Informasi
Dari kisah ini pembaca dapat memahami informasi dari
detail penulisan cerita, seperti pada penjelasan penggambaran kejadian
terjadinya peristiwa tangkuban perahu.
3. Nilai Warisan Budaya
Nilai warisan budaya yang di dapat dari kisah ini
adalah tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di Jawa Barat.
4. Nilai Keseimbangan Wawasan
Dari cerita ini dapat kita petik nilai keseimbangan
wawasan bagaimana menjaga diri agar tidak menjadi orang yang keras kepala. Karena akibatnya tidak baik untuk kita
sendiri.
Sumber Cerita :
0 komentar:
Posting Komentar